Kamis, 04 April 2013

Kenyataan yang menyakitkan

Dari 7 kali pertemuan mata kuliah yang gue ambil di kampus hanya 1 kali pertemuan yang gue hadiri. Pertemuan saat pertama kuliah, yang membuat gue males buat masuk mata kuliah tersebut. Bukan karena males pelajaran atau dosennya killer, tapi karena satu kelas
dengan mantan gue. Lebih parahnya yang sering bikin hati gue kembang kempis pacar barunya juga masuk di kelas gue. Bisa bayangkan rasanya jadi gue? Nyesekkkk Brohhhhh!!!

Kemesraan yang sempat gue tunjukan dengan mantan gue dulu, yg mampu membuat mahasiswa lain jadi iri. Kini sudah beralih kepelukan orang lain. Gue hanya bisa menyaksikan kemesraan mereka berdua. Setiap kali saat melihat mereka berduaan, gue selalu lari ke toilet buat showeran. Terkadang gue sempat berfikir naik ke atas balkon kampus lalu melompat dari atas, tapi nggak mungkin gue bisa melakukan hal itu. Karena gue orangnya phobia ketinggian.

Ketika melihat mantan pacar dan pacar baunya lagi mesra-mesraan di kampus, itu lebih nyesek dari pada mendapat nilai E.

Sebenarnya gue nggak menyadari pacarnya juga satu kelas dengan gue. Pas gue mau menjalani midtest ke kampus, gue masuk ke dalam kelas, gue melihat sepasang kekasih bersebelahan tempat duduk saling berpelukan. Ya...itu mantan gue. Gue pengen lari ke dalam toilet, namun berhubung dosennya segera masuk, niat gue untuk showeran (lagi) gue batalkan. Gue nggak mau kelihatan "panas" di depan mereka. Gue juga nggak mau kalah, lalu gue memeluk teman cook yang di samping gue.

Selama midtest berlangsung, gue susah konsentrasi. Fikiran gue selalu tertuju ke arah mantan gue dan pacar barunya. Gue ingat dulu setiap ada midtest, duduk kami selalu bersebelahan saling membantu mengerjakan soal. Namun kini sudah ada seseorang yang sudah menggantikannya, bahkan seseorang yang lebih baik dari gue, seseorang yang lebih mapan dari gue dan seseorang yang lebih ganteng dari gue. Sungguh beruntung dia yang mendapatkan seseorang yang serba lebih dari gue, dan sungguh tidak beruntung pacar barunya mendapatkan pacar "bekas" gue. *ngakak jaipongan*

Gue kembali tersenyum. 

Ini adalah jalan hidup gue, jalan yang akan selalu gue jalani di atas sebuah kenyataan pahit. Dan gue percaya kelak jika gue berhasil melewatinya kenyataan itu akan berubah jadi manis.

0 komentar:

Posting Komentar